Tuesday, December 2, 2014

PEREMPUAN MERUPAKAN TOLAK UKUR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN

Jayapura,Wiyai News – Peningkatan kualitas hidup perempuan menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan di seluruh dunia. Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi Provinsi Papua, Wasiop Demianus Siep.


“Salah satu indikator pencapaian pembangunan manusia adalah kualitas hidup perempuan. Hal ini menjadi dasar setiap Negara anggota PBB terhadap aspek kesetaraan, pemberdayaan dan perdamaian dalam upaya peningkatan kualitas hidup perempuan,” kata Wasiop Demianus Siep saat membuka penulisan buku profil gender Papua, di Hotel Matoa Jayapura, Selasa (02/12/14).


Menanggapi itu, Siep menegaskan, program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menjadi salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh negara, pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota di Indonesia.


“Badan Pusat Statistik Papua dari hasil pengolahan sensus penduduk 2013, jumlah penduduk Papua 3.032.488 yang terdiri dari 1.603.158 laki-laki dan 1.429.330 perempuan. Artinya 47 persen dari total penduduk Papua adalah perempuan yang tersebar di kabupaten/kota. Dari angka tersebut mengartikan, kaum perempuan memiliki potensi yang luar biasa dalam pembangunan,” katanya.


Dengan melihat angka itu, ujar Siep, pada kenyataannya sehari-hari terjadi ‘kesenjangan’ antar laki-laki dan perempuan masih saja menjadi masalah serius. Secara khusus kondisi nyata di Papua, diperhadapkan dengan sejumlah kendala antara lain geografis, adat dan budaya setempat, rendahnya akses dan peluang berbagai informasi.


“Dari hasil data Indeks Pembangunan Gender (IPG) Papua yang dihasilkan kerjasama Badan Pusat Statistik dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menunjukkan tingkat harapan hidup dan kualitas Sumber Daya Manusia perempuan Papua menduduki posisi terendah di seluruh Indonesia,” kata Siep.


Dengan sumber data dan informasi valid tersebut diatas mengharuskan kita sebagai lembaga eksekutif dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi program pembangunan yang berbasiskan pengarusutamaan gender yang terarah, focus dan berkesinambungan, maka diperlukan pengumpulan, pengelolaan data gender yang merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan memahami dengan tepat kondisi real perempuan. Pengumpulan data gender ini tidak hanya mengarah hanya pada suatu pengumpulan data secara kuantitatif tetapi diharapkan jauh mendalami seluruh aspek hidup perempuan dalam bentuk sebuah data pernyataan (explanation).


Tujuan dan isi dari penulisan Buku Profil Gender Papua Tahun 2014 ini adalah berupa data dan informasi tentang situasi dan kondisi perempuan dalam aspek ekonomi, dan tenaga kerja, hikum dan sosial budaya, politik, pendidikan, kesehatan. Maka pada kesempatan ini pihaknya berharap kepada pihak penyelenggara yang telah bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Papua tentunya secara professional telah mengemas, mengelola penulisan Buku Profil Gender ini guna dikonsultasikan kepada para undangan dan hadirin untuk mengukur keakuratan data gender yang didapatkan di lapangan dengan data yang dimiliki oleh instansi terkait.


“Maka saya harapkan partisipasi aktif baik penyelenggara sendiri, tim penulis buku ini, para narasumber serta para peserta dari SKPD terkait untuk mencermati agenda konsultasi publik ini secara baik dan benar,” katanya. (EDDY/WN)






from WiyaiNews http://ift.tt/1rRwy0B

#papua #wiyainews

No comments:

Post a Comment