Wednesday, November 26, 2014

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM, HARGA PINANG DI PAPUA IKUT NAIK 50%

Jayapura, Wiyai News – Mayoritas masyarakat pribumi Papua mengkomsumsi buah pinang yang dicampur dengan buah sirih dan kapur bakar, terlebih saat upacara-uapacara adat maka pinang, sirih dan kapur wajib disediakan bagi para tamu undangan yang hadir. Pinang sudah seperti lambang identitas lokal Papua, sehingga yang mengkomsumsi pinang bukan hanya orang dewasa tetapi dari anak-anak hingga masyarakat non Papua yang sudang lama tinggal dan menetap di Papua ikut mengkomsumsi pinang.


Banyaknya masyarakat yang mengkomsumsi pinang, sehingga banyak masyarakat di Papua yang sumber pendapatanya berasal dari penjualan pinang. Penjualan pinang bukan hanya dijual oleh para ibu-ibu asli Papua namun masyarakat non Papua juga banyak yang sumber pendapatannya berasal dari penjualan pinang.


Pinang sendiri tidak sulit untuk dicari, hampir di semua sisi jalan-jalan protokol hingga kios-kios kecil seluruh kota di Papua menjual pinang yang telah disatukan dengan sirih dan kapur. Penjualan pinang eceran disebut dengan pinang ojek yang terdiri dari 2-3 buah pidang, satu buah siri dan sedikit kapur.


Menyusul naiknya harga bahan bakar minyak, memberi pengaruh besar atas naiknya harga sejumlah bahan pokok, begitu pula dengan harga buah pinang yang naik hingga mencapai 50% dari harga sebelumnya. Jika sebelumnya harga pinang per kilonya Rp. 30.000 saat ini naik hingga Rp. 65.000/kilo.


Salah seorang penjual pinang Helena Jikwa mengatakan, dampak kenaikan harga BBM sangat memberatkan pedang kecil seperti penjual pinang, mengingat jika dalam sehari penjual pinang enceran membeli pinang dari petani sebanyak 30 kg (contohnya) untuk kembali dijual dan tidak habis paling lambat tiga hari, maka pinang tersebut harus dibuang karena daya tahan pinang hanya bisa sampai tiga hari, jadi penjual pinang akan mengalami kerugian apa lagi saat ini penjual pinang sangat banyak sehingga ada sebagian penjual yang pinangnya tidak habis terjual dalam sehari.


Helena menambahkan, meski harga pinang sudah dinaikkan oleh petani maka namun para penjual tidak menaikkan harga pinang dari harga sebelumnya, tetapi para penjual akan mengurangi jumlah pinang, dicontohkan jika sebelumnya pinang 3 buah, sirih 2 buah dan sekit kapur dijual dengan harga Rp. 2000 maka saat ini pinang 2 buah, sirih 1 buah dan sedikit kapur dijual dengan harga yang sama yakni Rp. 2000.


Meski tidak bisa untuk mengubah keputusan pemerintah namun, Helena mengharapkan Presiden dapat menurunkan harga BMM. Bagi Helena, Jokowi adalah sosok yang yang sangat peduli dengan masyarakat kecil jadi pasti akan menjawab penderitaan masyarakat kecil. (JEB/WN)






from WiyaiNews http://ift.tt/1FrOyPu

#papua #wiyainews

No comments:

Post a Comment